Ambon, Malukuexpose.com – Dengan moto bertuliskan “Jadikan Ambon Kota Bertoleran”, nama Ikhsan Tualeka (IT) mulai bermunculan di bursa Pencalonan Wali Kota Ambon.
Hal ini diperlihatkan dengan adanya pengambilan formulir pendaftaran di sejumlah Partai Politik, salah satunya di Dewan Perwakilan Cabang (DPC) Partai Persatuan Pembangunan (PPP), Kota Ambon, Jumat (17/05/24) melalui perwakilannya Sugiarto.
Dikatakan Sugiarto, Tualeka sudah matangkan dirinya untuk Wali dan Wakil Wali Kota tergantung Partai pengusung dan pasangan yang akan disandingkan di Pilwalkot November mendatang.
“Beliau sudah siap dan matang, hanya tergantung Partai yang siap mengusung dan pasang yang akan di dampinginya sebagai Wali maupun Wakil Wali Kota saja,” ungkap Sugiarto
Ikhsan Tualeka, lanjutnya rencananya akan mendaftar disejumlah Partai Politik untuk bisa mendapatkan rekomendasi kendaraan dalam kontestasi 2024-2029.
Sementara itu Ikhsan Tualeka ketika dihubungi oleh media, juga mengatakan bahwa dirinya sudah siap untuk maju apabila ada rekomendasi parpol dan dukungan dari masyarakat Kota Ambon.
“Bila mendapat amanah, saya akan turut fokus untuk menjadikan Kota Ambon yang Kolaboratif, Krearif dan lebih Toleran, atau Kokreto,”
Menurutnya, sudah saatnya terbangun atau dibangun tradisi berkolaborasi, terutama di kalangan muda Kota Ambon.
Ini penting agar terbangun kultur saling membuka diri, seperti dengan berinisiatif mengajak komunitas atau kelompok dengan latar yang berbeda untuk ambil bagian dari satu proses dan kegiatan yang sedang dilakukan, bekerjasama menghadirkan perubahan.
Karena, dengan begitu dampak dari satu aktivisme akan lebih kuat dan besar. Ibarat gelombang, adalah ombak besar yang bisa membawa peselancar meliuk-liuk di atas permukaan air laut menuju tepian pantai.
Selain kolaborasi, lanjutnya kreativitas mesti menjadi pijakan. Anak-Anak mudah harus lebih kreatif untuk meningkatkan nilai tambah dari setiap aktivitas atau proses yang sedang dijalani.
Kreativitas adalah ciri anak-anak muda. Bahkan bila tak kreatif anak muda itu justru telah menua secara prematur, tak ada bedanya dengan manula yang duduk dibalik jendela sambil mengenang masa lalu.
Selain itu menurut Ikhsan yang tetap harus dijunjung tinggi adalah komunikasi atau dialog yang konstruktif dan terukur. Penting dalam berbagai interaksi itu adalah dengan terus menghidupkan atmosfer saling menerima dan menghargai perbedaan pendapat, atau bersikap toleran.
Toleran, dalam artian bisa menjaga perilaku dan ekspresi diri sehingga tidak menyinggung perasaan individu atau kelompok lain. Toleran dalam artian, bebas namun dengan tidak melanggar kebebasan orang lain.
Kolaborasi, kreatif dan toleran yang menjadi kata kunci ini kemudian disingkat dengan Kokreto, tentu adalah satu kebutuhan sosial di Ambon, yang hidup di era kekinian, dan dapat menjadi semacam platform atau paradigma yang mencerahkan.
“Kokreto dapat menjadi semacam pondasi atau alas pijak bagi anak-anak muda Kota Ambon, bersama pemerintah dan elemen masyarakat lainnya dalam mengisi setiap momentum dan ruang aktualisasi diri. Sehingga lebih maju dan berdaya saing, untuk kemudian berjaya,” bebernya. (M13E)
Average Rating