Pdt Jack Manuputty, Pimpin Ibadah Pembukaan  Sidang Sinode ke-39, Gereja Diajak Bertumbuh dalam Anugerah Allah

Ambon,Malukuexpose.com-Ibadah pembukaan Sidang Sinode ke-39 Gereja Protestan Maluku (GPM) berlangsung khidmat di Gereja Maranatha Ambon, Minggu (19/10/2025). Ibadah dipimpin oleh Ketua Persekutuan Gereja-Gereja di Indonesia (PGI), Pdt. Jack Frits Manuputty, dengan tema reflektif “Refleksi 90 Tahun GPM: Bertumbuh dalam Anugerah Allah.”

Hadir dalam ibadah pembukaan ini Majelis lengkap MPH Sinode GPM, Gubernur Maluku bersama istri, anggota DPR RI Merci Barends (PDI-P), anggota DPRD Maluku Johan Lewerissa (Gerindra), Wali Kota Ambon Bodewin Wattimena, para peserta sidang yang merupakan utusan dari berbagai klasis di Maluku dan Maluku Utara, serta ribuan anggota jemaat GPM.

Dalam khotbahnya yang berlandaskan 1 Petrus 5:10-11, Pdt. Manuputty mengajak jemaat untuk melihat perjalanan panjang GPM selama 90 tahun bukan sekadar dari sisi usia kronologis, tetapi sebagai proses pendewasaan iman yang dibentuk melalui penderitaan, pergumulan, dan kasih karunia Allah.

“Petrus tidak menghindari penderitaan, tetapi merengkuhnya. Ia tidak menghapus luka, tetapi menjanjikan pemulihan. Karena di balik penderitaan yang sejenak itu, ada tangan Allah yang bekerja — melengkapi, meneguhkan, menguatkan, dan mengokohkan,” tutur Pdt. Manuputty.

Ia menggambarkan perjalanan GPM seperti tanah liat dalam tangan Sang Panjunan — yang diremas, dibentuk, dan dipulihkan menjadi bejana kemuliaan Allah.

“Tidak ada penderitaan yang terlalu dalam sehingga anugerah Allah tidak dapat menjangkaunya. Anugerah Allah seperti air yang menyusup ke celah luka, mengisi kekosongan, memulihkan, dan menyalakan harapan,” ujarnya penuh makna.

Dalam refleksinya, Pdt. Manuputty menyebut GPM sebagai gereja penyintas yang telah melalui banyak badai kehidupan.

“GPM tetap berdiri, bukan sebagai korban, tetapi sebagai penyintas. Ia memberi kesaksian bahwa anugerah Allah lebih kuat dari luka, bahwa kemuliaan Kristus lebih nyata dari gelora,” katanya.

Ia menegaskan, gereja yang bertumbuh dalam anugerah Allah adalah gereja yang mampu mentransformasi penderitaan menjadi empati, hadir di tengah dunia, dan menjadi terang bagi sesama.

“Gereja tidak hanya membawa Injil, tetapi menjadi Injil yang hidup. Gereja yang bertumbuh dalam bandul berat zaman ini harus mampu mengubah penderitaan menjadi empati bagi yang menderita.”

Menjelang usia seabad, Pdt. Manuputty mengingatkan agar GPM tidak hanya menatap masa lalu, tetapi memperbarui panggilan dan relevansi pelayanannya di tengah dunia yang terus berubah.

“GPM menuju usia 100 tahun bukan untuk berhenti dan merayakan nostalgia, tetapi untuk melangkah lebih jauh. Persidangan Sinode ke-39 ini menjadi momentum untuk menerjemahkan anugerah Allah ke dalam keputusan-keputusan strategis yang menentukan arah pelayanan GPM ke depan,” tegasnya.

Ia juga menyoroti tantangan yang kini dihadapi gereja — mulai dari krisis spiritual, sosial, ekologis, hingga teologis. Namun, di tengah semua itu, ia menegaskan bahwa Allah yang memulai perjalanan ini juga adalah Allah yang akan menyempurnakannya.

Sidang Sinode ke-39 GPM akan berlangsung pada 19–25 Oktober 2025, dengan tema besar “Bertumbuh dalam Anugerah Allah.” Agenda ini menjadi momentum penting bagi GPM untuk merefleksikan perjalanan 90 tahun pelayanannya serta merumuskan arah kebijakan pelayanan menjelang perayaan 100 tahun pada 2035 mendatang.(M11E)

Happy
Happy
0 %
Sad
Sad
0 %
Excited
Excited
0 %
Sleepy
Sleepy
0 %
Angry
Angry
0 %
Surprise
Surprise
0 %
Silahkan Bagikan :

Average Rating

5 Star
0%
4 Star
0%
3 Star
0%
2 Star
0%
1 Star
0%

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *