MALUKUEXPOSE.COM,AMBON-
Isu kelestarian Lingkungan terus menjadi perhatian besar di tengah menurunnya tingkat kepedulian masyarakat. Bahkan tidak hanya kelompok dan organisasi yang peduli terhadap Isu ini, tetapi Partai Politik seperti. Dewan Pengurus Wilayah PKB Maluku kemarin kamis , tanggal 25 Maret 2021 melaksanakan penanaman 2.500 anakan magrove yang dilaksanakan secara serentak di 11 Kabupaten/Kota se-Maluku.
Kegiatan ini serempak di laksanakan oleh 11 DPC PKB Kabupaten/kota se-Maluku.
“Ini wujud komitmen PKB sebagai green party yaitu peduli dan turut serta melindungi lingkungan hidup.Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) tak mau hanya di anggap jualan isu lingkungan dengan menyebut diri sebagai Green Party saja .Karena itu ,
“PKB berkomitmen sebagai Partai yang peduli lingkungan. Maka hari ini serentak se Maluku DPC PKB se-Maluku kita telah menanam 2.500 anakan pohon magrove,” ungkap Ketua DPW PKB Maluku Basri Damis di Sela penanaman mangrove di Kota Ambon yang di pusatkan di Pantai Desa Poka , kawasan masoya Cotage Unpatti . Kegiatan penanaman magrove melibatkan Pemerintah Kabupaten/kota setempat .
Olenyq dia mengaku, penanaman magrove sebagai simbol dari perjuangan PKB kedepan dan komitmen PKB sebagai Green Party yang di deklarasikan Tahun 2006. Melestarikan Lingkungan merupakan tanggung jawab kita bersama termasuk Partai Kebangkitan Bangsa. “Sebagaiman kita ketahui mangrove memiliki banyak manfaat yang sangat fital bagi kehidupan manusia. satu pohon magrove sekurangnya memiliki tiga manfaat fital dalam kehidupan manusia,” terangnya.
Pertama hutan mangrove secara umum adalah sebagai paru-paru dunia. Hutan pantai membantu memerangi pemanasan global dengan menghilangkan karbon dioksida dari atmosfer.
“Penelitian menunjukkan bahwa hutan bakau pesisir mengungguli sebagian besar hutan lain dalam kapasitasnya untuk menyimpan karbon. Penelitian terhadap 25 hutan bakau di seluruh wilayah Indo-Pasifik menemukan bahwa per hektar, mereka menyimpan karbon hingga empat kali lebih banyak daripada hutan hujan tropis lainnya” Terangnya.
Kedua, Magrove dan hutan bakau mampu melestarikan habitat flora dan fauna. Berbagai macam satwa liar hidup atau berkembang biak di ekosistem bakau, termasuk banyak spesies ikan, kepiting dan udang, moluska, dan mamalia seperti penyu.
Pohon-pohon merupakan rumah bagi beragam burung bersarang, berkembang biak, dan bermigrasi. Ketika hutan bakau ditebangi, habitat berharga hilang, mengancam kelangsungan hidup berbagai spesies.
“Ketiga dapat dijadikan sebagai sumber pendapatan ekonomi bagi warga. Pohon-pohon adalah sumber kayu yang dapat diandalkan untuk konstruksi dan bahan bakar, yang dihargai karena ketahanannya yang kuat terhadap busuk dan serangga” jelas Damis.
Ditambahkan, Ekstrak tanaman dikumpulkan oleh penduduk setempat untuk kualitas obat mereka dan daun pohon bakau sering digunakan untuk pakan ternak. Perairan hutan memberi para nelayan lokal banyak persediaan ikan, kepiting, dan kerang untuk dijual sebagai pendapatan.
Selain itu kata Damis dapat pula dikembangkan untuk wahana wisata bahari. Pariwisata berkelanjutan menawarkan stimulus untuk melestarikan kawasan bakau yang ada, dengan potensi untuk menghasilkan pendapatan bagi penduduk lokal. Sering terletak di dekat terumbu karang dan pantai berpasir, hutan menyediakan lingkungan yang kaya untuk kegiatan seperti olahraga memancing, bersampan, dan wisata mengamati burung.
“Dengan demikian sebuah langkah kecil PKB Maluku ini adalah sebuah investasi masa depan yang akan dinikmati 10 hingga 15 tahun mendatang. Di mana Kawasan yang hari ini kita tanami akan berubah menjadi hutan-hutan bakau yang menjadi Kawasan yang dapat bermanfaat secara ekologis dan ekonomis bagi masyarakat sekitar”, tutur Basri Damis.Selain Penanaman Magrove , Secara serempak Juga PKB melalukan Pembersihan Sampah Plastik Laut , ini adalah bagian dari edukasi menumbuhkan kesadaran masyarakat Atas merebaknya Sampah plastik di Laut yang jelas punya dampak bagi ekosistim Laut tutur Basri .
