MALUJUEXPOSE.COM SAUMLAKI-Kebijakan Satu Data Indonesia (SDI) merupakan upaya pemerintah dalam memperbaiki dan meningkatkan kualitas tata kelola data pemerintah. Kebijakan ini bermanfaat untuk pengambilan keputusan dan sebagai bentuk pemenuhan kebutuhan data bagi masyarakat.
Mengingat pentingnya itu, maka dalam proyek perubahan oleh Kepala Dinas Komunikasi dan Informasi Kabupaten Kepulauan Tanimbar Yunus F Batlayeri, menggagas untuk menjadikan Desa Wowonda, Kecamatan Tanimbar Selatan (Tansel) sebagai desa percontohan atau Role Mode program satu data Indonesia. Dengan proyek perubahan “Strategi Percepatan Satu Data Indonesia di KKT melalui Sistem Informasi Statistik Desa”. Mengingat desa ini sebelumnya telah ditetapkan sebagai desa cantik oleh Badan Pusat Statistik (BPS).
“Satu data Indonesia, yakni sebuah kebijakan tata kelola data pemerintah untuk menghasilkan data yang akurat dan mampu dipertanggungjawabkan. Apalagi Desa Tumbur memiliki potensi pariwisata, pertanian dan perikanan, semua ini harus tertata dalam satu data,” tandasnya dalam pemaparannya di Balai Desa Wowonda, Rabu (14/9).
Dirinya menjelaskan kalau proyek perubahan ini merupakan salah satu upaya yang dilakukan untuk mengoptimalisasi pengelolaan data statistik sektoral di lingkup Pemerintah Kabupaten Kepulauan Tanimbar, yang difokuskan di tingkat desa. Dimana pengelolaan data statistik sektoral yang dimaksud meliputi keseluruhan aktivitas pengumpulan data, reduksi atau koding data, penyajian data, dan interpretasi yang diberikan atas data yang ditampilkan.
“Sistem informasi statistik desa itu sendiri adalah perwujudan suatu desa, baik pada kondisi wilayah, potensi sumber daya, maupun hasil-hasil program pembangunan yang telah dilaksanakan,” jelas Yunus.
Adapun terobosan yang akan dilakukan melalui proyek perubahan ini adalah dengan menerbitkan Buku dan Aplikasi Data Statistik Sektoral Desa. Melalui keberadaan Buku dan Aplikasi Data Statistik Sektoral Desa ini, diharapkan desa memiliki basis data (database) yang semakin berkualitas sebagai bahan dalam membuat kebijakan di tingkat desa.
“Ada aplikasinya dan itu gratis. Saya harap dari pertemuan ini bisa menjadi pelecut bagi seluruh perangkat desa untuk dapat mengelola data yang berada di kewenangannya secara baik, profesional, dan terintegrasi. Semoga Satu Data bisa terwujud Wowonda, sehingga melalui data dasar, kita bisa mengambil kebijakan ditahun-tahun akan datang. Yang pada akhirnya akan Wowonda akan terbentuk Desa Digital dan Desa Pintar,” jelas dia.
Dalam project ini, lanjut Kadis, data yang dibutuhkan, diantaranya data produk yang menjadi unggulan desa, data potensi wisata dan data potensi ekonomi. (SY)
Average Rating