Sektor VI Sukses Gelar Persidangan ke-42 Jemaat GPM Imanuel Karpan

MELUKUEXPOSE.COM, AMBON – Sektor pelayanan VI, yang ditunjuk sebagai panitia pelaksana persidangan ke-42 jemaat Gereja Protestan Maluku (GPM) Imanuel Karang Panjang sukses menggelar kegiatan tersebut.

Ketua Panitia Pelaksana, Jhon M. Tupan, saat penutupan kegiatan tersebut menyampaikan ucapan terima kasih kepada semua pihak yang membantu, sehingga kegiatan Sidang Jemaat GPM Imanuel ke-42 bisa terlaksana dengan sukses dan lancar.

“Kita patut bersyukur kepada Tuhan, karena persidangan jemaat ke-42 ini bisa berlangsung dengan baik. Saya sampaikan terima kasih dan penghargaan yang tinggi kepada semua pihak, yang telah membantu, khususnya teman-teman panitia,” kata Tupan, saat menutup kegiatan sidang jemaat GPM Imanuel Karang Panjang ke-42, yang berlangsung di gedung gereja Imanuel Karang Panjang, Minggu (26/1/2025) malam.

Sebelumnya, Majelis Pekerja Klasis (MPK) Kota Ambon, Prof. Dr. M.J. Sapteno mengatakan, Persidangan ke-42 Jemaat Gereja Protestan Maluku (GPM) Karang Panjang merupakan kegiatan penting bagi jemaat tersebut.

Untuk itu, dia mengingatkan agar pengurus yang dilantik, jika tidak melaksanakan tugas dengan baik itu adalah sebuah masalah.

Demikian disampaikan Sapteno dalam sambutannya, saat membuka persidangan jemaat GPM Imanuel Klasis Kota Ambon ke- 42 tahun 2025, yang berlangsung di Gereja Imanuel Karang Panjang, Kecamatan Sirimau, Kota Ambon, Minggu, (26/1/2025).

Pembukaan ditandai dengan pemukulan tifa bersama oleh MPK, Ketua Majelis Jemaat GPM Imanuel Pendeta Ny M Warella/Ubro, Lurah Amantelu, Yuyun Oktavia mewakili Camat Sirimau dan Ketua Panitia Pelaksana Jhon M Tupan.

Menurut Sapteno, jemaat harus bisa
berimprovisasi, agar bisa bertumbuh. Sehingga dari proses ini dapat melahirkan program yang baik. Selain itu, persidangan nanti harus bisa menerima saran dan pendapat.

“Sidang ini penting, karena ketika sudah dilantik, dan tidak melaksanakan tugas dengan baik, maka itu masalah. Kritik dipersidangan boleh dilakukan, asalkan dengan cara yang beretika,” kata Sapteno.

Mantan Rektor Universitas Pattimura Ambon ini menyebut, bahwa kerja di Gereja harus tidak membawa status sosial, karena pada prinsipnya semua yang ada adalah pelayan.

“Status sosial tidak bisa disertakan.
Kita harus berjalan sama. Ini penting, agar saling menghargai sesama tanpa harus melihat status sosialnya,” kata Sapteno mengingatkan.

Dihadapan para jemaat, Sapteno mengingatkan tentang pentingnya menjaga situasi Kamtibmas di Ambon. Menurutnya, apa yang terjadi di sekitar trikora dan sebagainya, jangan sampai termakan provokasi yang dapat memecah belah kehidupan bersaudara umat beragama di Ambon dan Maluku pada umumnya.

“Warga gereja jangan terpancing dengan isu-isu murahan. Apalagi yang mengarah ke isu sara. Situasi Kamtibmas di kota Ambon harus kita jaga bersama,” sebut Sapteno.

Tempat yang sama, Ketua Majelis Jemaat GPM Imanuel Pdt. Ny M. Warela/Obro S.Th dalam pidatonya mengatakan, sidang ke-42 Jemaat GPM Imanuel tahun 2025, telah ditetapkan 70 kegiatan strategis keluaran Renstra dan 12 (dua belas) rekomendasi, serta Anggaran Pendapatan dan Belanja Jemaat (APBJ) yang berimbang pada Rp. 3.349.558.478.

Sepanjang tahun 2024, majelis jemaat sebagai mandataris bersama perangkat pelayanan dan badan pembantu pelayanan telah merealisasikan 58 kegiatan strategis, dengan nilai capaian 804 dan 7 rekomendasi atau 509.

Dengan adanya capaian ini, maka realisasi pendapatan tahun 2024 over target, yaitu sebesar Rp. 3.429.631.178 atau 102,344.

“Semuanya hanya karena kasih karunia Tuhan limpahkan bagi Jemaat GPM Imanuel yang kita cintai. Kami sadar, bahwa keputusan yang dapat dilakukan, karena adanya dukungan dari semua pihak di 17 sektor pelayanan. Ini sengaja dihadapkan kepada kita, supaya memberi gambaran bahwa disamping keberhasilan yang kita capai, juga ada ketidakberhasilan akibat dari kekurangan dan keterbatasan kita dalam mengorganisir pelayanan ini,” ujarnya.

Majelis jemaat periode 2020-2025 di tahun terakhir pelayanan telah berusaha semaksimal mungkin, untuk dapat melakukan apa yang bisa dilakukan, dengan tetap memperhatikan realitas problematika yang dihadapi bersama.

Pada titik ini, katanya, maka aspek penting yang harus mendapat perhatian dalam sidang ke-42 tahun 2025 adalah tahun terakhir mengimplementasikan Renstra untuk periode 2021-2025.

Diharapkan sidang ke-42 saat ini, dapat mencakapkan proses merancang bangun Renstra pengembangan jemaat ini untuk 5 tahun kedepan (penyusunan dokumen), dengan terminologi barunya Rencana Pengembangan Pelayanan Jemaat/RPPJ yang nanti akan ditetapkan dalam sidang tahun 2026.

Pemberlakuan RPPJ adalah cara untuk merencanakan pelayanan secara tepat, sekaligus membuka/memperbesar ruang untuk pengembangan kapasitas pelayan dan umat.

“Kita bersyukur, bahwa di masa pelayanan 2025-2030 ada begitu banyak potensi gereja di jemaat ini yang telah memberi diri, untuk mengambil peran-peran strategis dalam pelayanan baik sebagai penatua dan diaken tapi juga badan-badan pembantu pelayanan di jemaat,” ucapnya.

Penetapan program terkait dengan sosialisasi berbagai regulasi gereja kepada pelayan khusus, perangkat pelayan di sektor dan unit pelayanan, serta umat menjadi hal yang penting.

Selain itu, penguasaan terhadap berbagai regulasi dan penerapannya secara konsisten dalam pelayanan gereja akan menghadirkan harmoni yang mengasyikan, dalam menghadapi dinamika pelayanan kepada jemaat dengan baik.

Bahkan terpenting lagi, keberanian profetik sehingga gereja ini berbuah demi kehidupan bersama. Nasehat kerasulan yang menuntut Jemaat GPM Imanuel harus menjadi gereja yang bermanfaat, dan berguna kepada semua.

“Hal ini mau mengingatkan, bahwa tugas kerasulan yang dipikul gereja itu dilakukan di tengah tantangan dunia yang semakin kompleks, karena perkembangan teknologi dan ilmu pengetahuan, maka kita harus menjadi lebih peka supaya bisa melakukan sesuatu yang tepat ditengah situasi itu. Sampai dititik ini, kembali aktifitas pembinaan keluarga menjadi point prioritas,” sahut Warela.

Dia berterima kasih kepada semua pihak yang telah bekerjasama hingga persidangan ini bisa terlaksana dengan baik.

“Kami berterima kasih kepada Tuhan dan juga jemaat gereja. Terutama para panitia yang telah melakukan persiapan dengan baik hingga persidangan ini bisa dilakukan. Semua kerja keras yang dilakukan adalah, bukti kasih karunia Tuhan kepada kita. Sidang jemaat merupakan sidang gerejawi yang harus dilakukan dengan penuh ikhlas,” tutup dia.

Sementara itu, Lurah Amantelu, Yuyun Oktavia, mewakili Camat Sirimau dalam sambutannya menyatakan, selaku pimpinan di Kecamatan Sirimau dan mewakili Pemerintah Kota Ambon menyampaikan terima kasih dan penghargaan kepada semua komponen warga jemaat dan gereja, atas dukungan dan kerjasamanya mensukseskan dan mengawal momentum politik hingga selesai dan sukses demi kesejahteraan masyarakat di Kota Ambon.

“Perjalanan tahun 2025 ini, tentunya tidak semudah yang kita bayangkan, dan banyak tantangan dan persoalan yang menanti untuk kita hadapi dan lewati bersama teruslah menjaga persatuan dan kebersamaan sebagai warga gereja tetapi juga dengan masyarakat sekitar,” ujar Yuyun.

Ia juga meminta kepada generasi muda Gereja hindari tawuran dan keributan. Hindari mabuk-mabukan dan narkoba, pelecehan seks, seks bebas, dan aksi balap liar serta kriminalitas lainnya, yang semua itu sementara mewabah dan melanda generasi muda masa kini yang berujung pada kehilangan nyawa dan hancurnya jati diri generasi muda.

Karena itu di tahun 2025 telah memiliki tantangan awal, yaitu konflik antar pemuda yang dipicu dari pesta minuman keras dan balapan liar yang terjadi di Tugu Trikora, yang dapat memecah belah persatuan dan kerukunan antar umat beragama.

“Kita tidak inginkan lagi sejarah kelam tahun 1999 di kota ini terulang kembali. Kami mengajak gereja dan umat, untuk bersama-sama bergandengan tangan untuk dapat menjadi garda terdepan, dalam menyuarakan perdamaian dan memperkuat kerukunan antar umat beragama, dengan memberikan pemahaman yang baik tentang pentingnya menjaga persatuan dan kerukunan demi terciptanya kedamaian serta kemajuan dan kesejahteraan masyarakat di Kota Ambon,” tandas Yuyun.

Happy
Happy
0 %
Sad
Sad
0 %
Excited
Excited
0 %
Sleepy
Sleepy
0 %
Angry
Angry
0 %
Surprise
Surprise
0 %
Silahkan Bagikan :

Average Rating

5 Star
0%
4 Star
0%
3 Star
0%
2 Star
0%
1 Star
0%

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *