Ambon, Malukuexpose.com – Aliansi Mahasiswa Pemerhati Kebijakan Kampus Universitas Pattimura (Unpatti) Ambon mengelar aksi seruan atau unjuk rasa ke Fakultas Kedokteran.
Seruan ini “guna mendesak pimpinan fakultas kedokteran mempertimbangkan kebijakan yang di anggap merugikan mahasiswa,”
“Mendesak dekan fakultas kedokteran memberikan dispensasi kepada 13 mahasiswa kedokteran yang akan di drop in,”.
“Meminta dekan dan dosen objektif dalam pemberian nilai kepada mahasiswa kedokteran sesuai peraturan Rektor nomor 03 tahun 2018,”.
“Meminta rektor Unpatti mengevaluasi dan ganti dekan fakultas kedokteran karena dinilai membuat kebijakan yang merugikan mahasiswa,”.
Unjuk rasa yang dilayang untuk membela 13 mahasiswa ini diwarnai dengan saling dorong antara mahasiswa dengan security, Bakar ban dan pecahkan kaca gedung fakultas guna menyuarakan kekecewaan terhadap kebijakan yang merugikan mahasiswa. Senin (26/08/24).
Menurut Kordinator Aksi Amrozi dalam orasinya mengatakan, kebijakan yang dibuat dekan fakultas kedokteran bagi mahasiswa sangatlah merugikan.
“Karena kebijakan drop in bagi belasan mahasiswa sangatlah lah merugikan,” ungkapnya.
Olehnya itu, adanya unjuk rasa ini untuk mendesak dispensasi kepada 13 mahasiswa kedokteran yang akan di drop in.
“kebijakan drop in yang diterapkan itu sangat tidak sesuai. Pasalnya Rasio Mahasiswa dan Dosen tidak seimbang, dengan kata lain, satu dosen berbanding dengan 200-300 mahasiswa,” katanya.
Lanjutnya, Rasio Mahasiswa dan Fasilitas Praktikum dan Clinical Skill Lab (CSL) tidak seimbang. Kemudian Penanggungjawab Nilai Mata Kuliah adalah dosen lulusan S1 dan tidak ada transparansi nilai.
“Masih terdapat dosen atau penanggung jawab nilai yang masih lulusan S1. Padahal kalau sesuai aturan lulusan S1 tidak bisa mengajar calon sarjana S1,”tegasnya.
Diungkapkan mereka, pemberian nilai kepada mahasiswa kedokteran sangat tidak objektif dan tidak sesuai dengan peraturan Rektor nomor 03 tahun 2018.
“Yang beri nilai ini dosen kontrak yang notabenenya adalah S1. Mestinya yang bisa memberikan nilai adalah mereka yang punya sertifikasi dosen. Mahasiswa yang nilainya rusak juga sulit untuk lakukan perbaikan, sebab dosen lebih banyak di rumah sakit,”paparnya.
Olehnya itu diminta, agar Rektor segera evaluasi dan ganti dekan Fakultas Kedokteran, karena dinilai membuat kebijakan yang merugikan mahasiswa.
Tidak saja itu, para demonstran ini mengungkapkan bahwa, awalnya ada 55 mahasiswa kedokteran yang terancam drop in ke fakultas lain.
“Hanya saja dari 55 itu, mereka yang punya IP 2, sekian sekitar 36 orang sudah diberi dispensasi. Yang kita mau tanya 13 orang sisa ini statusnya bagaimana, kalau mereka di drop in uang semester mereka apakah dikembalikan, atau bagaimana,”teriak Pemerhati Mahasiswa dalam Demo di Fakultas Kedokteran. (M13E)
Average Rating