Pilgub Maluku 2024, Hasil LSI : Elektabilitas JAR 18,7 % Mendominasi MI dan BNO

Ambon,Malukuexpose.com – Pilihan Gubernur 2024 nantinya di mata orang Maluku melalui Hasil Temuan Dan Analisi Lingkaran Survey Indonesia (LSI) Jeffry Apoly Rahawarin (JAR) lebih mendominasi dari pada Murad Ismail (MI).

Hal ini dilihat setahun lebih (15 Bulan) elektabilitas penantang baru, Jeffry Apoly Rahawarin
(JAR) mencapai 18,7 % yang di atas petahana Murad Ismail (MI) 18,4 % dan Barnabas Nathaniel Orno (BNO) 8,9 %.

“Jadi hanya JAR dan MI yang Elektabilitas nya diatas 15 % dibandingkan dengan nama-nama cagub lainnya,” kata Adjie Alfaraby Direktur Konsultan Citra Indonesia-Lembaga Survei Indonesia (KCI-LSI) Denny JA yang di panggil sebagai Narasumber dan didampingi Moderator Halik Lapelelo di Ula Banda Naira, Hotel Santika Ambon, Jumat (25/08/23). Dalam Konferensi Pers (Konpers) dengan bertemakan Isu ekonomi, Pesona penanganan dan renungan pertahanan dalam Pilgub Maluku 2024.

Dijelaskan, Survey yang dilakukan ini memakai survey tatap muka (face to face interview) dengan menggunakan kuesioner kepada 800 responden di seluruh kabupaten/kota di Provinsi Maluku. Dengan margin of error survei ini sebesar 3.5 %. Survei dilakukan pada tanggal 13 Juni -1 Juli 2023.

Jadi pertarungan yang dilakukan hanyalah pertarungan head
to head dua tokoh yaitu Jeffry versus Murad Pertarungan antara petahana dan new comer.

Angka elektabilitas kedua tokoh ini hanya berbeda dalam margin of error survei. Secara teori dan pengalaman, tentunya Jefrry lebih diuntungkan dengan statusnya sebagai challenger (penantang). Sebaliknya sebagai petahana, Murad dalam posisi yang lebih sulit.

“kalau dilihat 15 bulan hingga pilkada elektabilitas Murad yang kalah dari Jeffry sebagai penantang, mengindikasikan bahwa
publik Maluku tak menginginkan kepemimpinan saat ini berlanjut dan mereka ingin perubahan
dan pergantian kepemimpinan,” jelasnya

Olehnya itu, dilanjutkan selain JAR tidak ada lagi Calon Gubernur (Cagub) yang signifikan secara elektabilitas.

“Karena Sudah 3 (tiga) kali LSI Denny JA melakukan survei pemetaan pemilih di Maluku. Pada
November 2021 dan Agustus 2022, survei menemukan bahwa Murad masih menempati peringkat pertama elektabilitas dari semua tokoh yang diuji. Namun dari dua tahun lalu, Murad bukanlah petahana yang kokoh dukungannya. sejak 2021 elektabilitas
Murad sudah dibawah 25 %. Pada November 2021, elektabilitas Murad hanya sebesar 21.4 %, dan pada Agustus 2022, elektabilitas Murad sebesar 22.5 %. Dan kini pada Juli 2023, elektabilitas Murad hanya sebesar 18.4 %. Elektabilitas Murad terlihat stagnan dan cenderung turun. Harusnya sebagai petahana, idealnya elektabilitas Murad diatas 50%. Sementara Jeffry sebagai penantang kuat Murad saat ini, menunjukan tren elektabilitas
yang positif. Pada November 2021, elektabilitas Jeffry hanya sebesar 5.2 %, kemudian naik menjadi 10.2 % pada Agustus 2022, dan naik signifikan menjadi 18.7 % pada Juli 2023. Petahana wagub Barnabas Orno justru menunjukan tren yang negatif. Pada November
2021 elektabilitas Barnabas di posisi kedua dengan angka sebesar 14.1 %, kemudian turun menjadi 10.9 % pada Agustus 2022 (masih posisi kedua), dan saat ini turun lagi menjadi 8.9 % pada Juli 2023 (posisi ketiga),” tuturnya.

Dan, Jeffry sebagai penantang kuat Murad saat ini, menunjukan tren elektabilitas yang positif. Pada November 2021, elektabilitas Jeffry hanya sebesar 5.2 %, kemudian naik menjadi 10.2 % pada Agustus 2022, dan naik signifikan menjadi 18.7 % pada Juli 2023. Petahana wagub Barnabas Orno justru menunjukan tren yang negatif. Pada November
2021 elektabilitas Barnabas di posisi kedua dengan angka sebesar 14.1 %, kemudian turun
menjadi 10.9 % pada Agustus 2022 (masih posisi kedua), dan saat ini turun lagi menjadi 8.9
% pada Juli 2023 (posisi ketiga).

Lanjutnya, selain mengenai elektabilitas Cagub, survei LSI Denny JA pada Juli 2023 juga menunjukan bahwa isu ekonomi menjadi isu penting masyarakat Maluku saat ini. Sebesar 63.6 %
menyatakan bahwa masalah ekonomi adalah masalah paling penting di Maluku. Di susul
masalah pelayanan masyarakat, pendidikan, dan kesehatan sebesar 13.2 %, dan masalah infrastruktur sebesar 8.9 %. Ada sejumlah masalah lainnya yang juga dianggap penting, namun angkanya dibawah 5 %.

Diakui, bahwa masalah ekonomi adalah masalah prioritas di Provinsi Maluku untuk saat ini dan membuat alasan kuat elektabilitas MI melemah.

Pasalnya, yang pertama kalau dibedah Kepuasaan terhadap
kinerja Gubernur dan wakil gubernur dibawah 50 %. Mereka yang menyatakan puas terhadap
kinerja Murad sebagai Gubernur hanya sebesar 40.7 %. Sebaliknya mereka yang menyatakan
tak puas atas kinerja Murad sebagai gubernur sebesar 50.3 %.

“Kedua, Murad dinilai gagal menjalankan tugasnya sebagai gubernur. Mereka yang menyatakan
Murad berhasil sebagai gubernur sebesar 41.8 %, sementara mereka yang menyatakan Murad
gagal sebagai gubernur sebesar 48.4 %. Ketiga, Mayoritas tak ingin Murad menjadi gubernur lagi. Mereka yang menyatakan berkeinginan Murad menjadi gubernur lagi hanya sebesar 20.5
%, sementara mereka yang menyatakan tak menginginkan Murad menjadi gubernur lagi
sebesar 53.6 %. Keempat, Gubernur paling disalahkan atas status Maluku sebagai provinsi termiskin ke-4 (keempat) di Indonesia. Mereka yang tahu bahwa Maluku adalah provinsi termiskin keempat di Indonesia belum mayoritas. Hanya sebesar 35.2 % publik Maluku yang
tahu. Dari mereka yang tahu, sebesar 43.6 % menyalahkan Gubernur sebagai orang paling
bertanggung jawab atas status Maluku tersebut. Yang menyalahkan presiden hanya sebesar 14.8 %, dan yang menyalahkan bupati/walikota sebesar 6.4 %,” akuinya.

Ditambahkan, selain peta elektoral pilgub, LSI juga memotret peta pilpres 2024 di Maluku. Hasilnya Prabowo Subianto unggul dibanding Anies Baswedan dan Ganjar Pranowo. Di Juli 2023, Prabowo memperoleh dukungan sebesar 33.6 %, disusul Anies Baswedan sebesar 30.5 %, dan Ganjar Pranowo sebesar 20.2 %,
dan yang belum memutuskan sebesar 15.7 %.

“Berarti kedepanya Dua jenderal lebih unggul di Maluku. Pilpres diungguli oleh Prabowo Subianto. Dan Pilgub diungguli oleh Jeffrey Apoly Rahawarin. Pemilu masih 15 bulan lagi, tentunya masih mungkin terjadi dinamika elektabilitas para tokoh,” tandasnya. (**) 

Happy
Happy
0 %
Sad
Sad
0 %
Excited
Excited
0 %
Sleepy
Sleepy
0 %
Angry
Angry
0 %
Surprise
Surprise
0 %
Silahkan Bagikan :

Average Rating

5 Star
0%
4 Star
0%
3 Star
0%
2 Star
0%
1 Star
0%

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *