Peristiwa Orang Tua Murid “Ngamuk-ngamuk” di SD Xaverius Ambon, Ini Alasannya

Ambon,Malukuexpose.com – Guna menyikapi peristiwa orang tua murid mengamuk di sekolah Xaverius Ambon yang sempat Viral di Media Sosial (Medsos) pada Rabu, (27/09) beberapa waktu lalu.

Dikarenakan, tidak ingin anaknya yang berada pada bangku Sekolah Dasar (SD) mengikuti Suntikan Imunisasi Rubella yang diselangarakan oleh pihak sekolah terhadap anak murid.

Hal ini dikatakan Hilda Talahattu saat dikunjungi para wartawan di kediamanya OSM, Kecamatan Nusaniwe, Kota Ambon, Sabtu (29/09/23).

Dirinya menjelaskan, kronologis  hgga terjadi pertistiwa kemarin di sekolah anaknya, SD Xaverius Ambon, dilaksanakan imunisasi Rubella untuk anak kelas 1 SD.

Yang mana kegiatan tersebut hanya disampaikan melalui pesan Whtsupp Grup sekolah 1 hari sebelum imunisasi itu berlangsung. Yakni pada Selasa (26/9), sekitar pukul 11.00 WIT.

“Tapi saya memang tidak sempat melihat pesan WA pada hari Selasa itu. Dan saya baru merespon pesan tersebut pada hari Rabu, sekitar pukul 09.56 WIT, dengan menuliskan dipesan grup itu, “Ibu, Yella Kolohuwey tidak ikut suntik”. Tapi ternyata anak saya sudah selesai diimunisasi,”tururnya.

Hal itu diketahui, setelah dirinya menghubungi anaknya yang lain, yang juga bersekolah disitu (kakaknya Yella), agar melihat adiknya untuk memastikan bahwa adiknya tidak disuntik.

Dia juga mengaku, setelah merespon pesan digrup WA itu, dirinya juga menghubungi guru wali kelas, dengan tujuan untuk menyampaikan agar anaknya, Yella Kolohuwey, tidak diimunisasi karena punya riwayat penyakit Tipes dan Asma. Namun oleh guru yang dihubungi tidak merespon hingga dia menghubungi anaknya yang lain itu.

“Yang saya sayangkan, tanpa seijin kami selaku orang tua, apakah dengan kami terlambat merespon pesan di WA grup, lalu guru dengan seenaknya mengijinkan anak kami diimunisasi tanpa persetujuan kami orang tua. Saya menolak karena anak saya punya riwayat asma dan tipes. Jadi sebagai orang awam soal masalah medis, kami tentu takut,”ujarnya.

Pada prinsipnya, dikatakannya selaku orang tua, pihaknya tentu sangat mendukung program pemerintah dalam rangka imunisasi rubella itu.

Namun yang dilakukan pihak sekolah menurutnya, seakan semena-mena. Apalagi, sebagian anak, termasuk anaknya, tidak didampingi oleh orang tua maupun guru pada saat imunisasi itu dilakukan.

*Setelah Diimunisasi Rubella, Keadaan Anak Harus di Rawat Nginap* 

“Artinya kalau guru lebih bijak, pakai daftar list, siapa anaknya tidak mau diimunisasi. Karena kalau saat itu saya tahu lebih cepat, saya juga ingin mendampingi anak saya sekaligis konsultasi dengan tenaga medisnya soal bagaimana anak saya yang punya riwayat Tives dan Asma,”ujarnya.

Karena kecewa atas tindakan sekolah yang seakan semena-mena itu, dirinya pergi ke sekolah untuk mempertanyakan tindakan sekolah itu. Sesampainya disekolah untuk mempertanyakan itu, tanggapan pihak sekolah yang tidak enak keluar dari mulut seorang guru dengan mengatakan,” Marah-marah mangkali anak mati”.

“Dengar itu saya langsung emosi. Namanya orang tua. Saya langsung ngamuk dan sempat bantik helem. Sesuai yang beredar di video itu. Namun saya  pastikan, bahwa tidak ada tindakan kekerasan apapun kepada guru. Yang terjadi itu saya dan seorang guru saling tarik, dan kalung saya juga sempat hilang saat peristiwa itu,”terangnya.

Dia juga menegaskan, bahwa kapasitasnya bersama auami saat mendatangi sekolah, adalah sebagai orang tua. Dengan itu dia meminta, agar tidak diplintir selaku anggota polisi dan istri polisi. Saat mendatangi sekolah, suaminya mengenakan baju biasa dan tidak menebar soal identitas polisi dan lainnya.

Dia jua menyayangkan tindakan pihak sekolah, dalam hal ini guru, pasca peristiwa itu, yang tiba-tiba mengeluarkannya dari grup sekolah dan mengeluarkan pernyataan bahwa “kalau anaknya tidak dikeluarkan dari sekolah Xaverius maka guru akan melakukan demo”

Dia mengatakan, tiga anaknya saat ini bersekolah di Xaverius, 2 anak di SD dan 1 anak SMP. Sehingga apakah pihak yayasan akan mengambil kebijakan itu tanpa men’nela duduk persoalan yang mengakibatkan dirinya selakuborang tua harus mengambil tindakan seperti peristiwa yang telah terjadi itu.

“Perlu diketahui, bahwa setelah imunisasi, anak kami sakit dan sempat dirawat di RS. Bhayangkara dan menurut dokter anak tersebut harus diinfus, sehingga diinfus. Sehingga pernyataan-pernyataan para guru, termasuk Wakil Kepala Sekolah SD Xaverius yang adalah Wali Kelas anak saya, soal kalau anak kami tidak dikeluarkan maka guru akan demo. Itu sangat disayangkan,”cetusnya.

Diharapkannya, semoga persoalan ini akan beeakhir baik bagi semua pihak. (**)

Happy
Happy
0 %
Sad
Sad
0 %
Excited
Excited
0 %
Sleepy
Sleepy
0 %
Angry
Angry
0 %
Surprise
Surprise
0 %
Silahkan Bagikan :

Average Rating

5 Star
0%
4 Star
0%
3 Star
0%
2 Star
0%
1 Star
0%

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *